Korelasi Antara Index Dow Jones vs IHSG, Apakah bergerak sejalan Secara Statistik?

Untuk menentukan apakah pergerakan "Dow Jones Industrial Average (DJIA)" dan "Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)" bergerak sejalan secara statistik, kita perlu melihat beberapa analisis statistik dan faktor-faktor yang memengaruhi hubungan antara kedua indeks tersebut.

1. Korelasi Jangka Pendek vs. Jangka Panjang. 
Dalam jangka pendek, IHSG dan Dow Jones mungkin tidak selalu bergerak sejalan karena dipengaruhi oleh faktor domestik (seperti kondisi ekonomi Indonesia, kebijakan Bank Indonesia, politik lokal, dll.).
- Dalam jangka panjang, ada kemungkinan korelasi positif karena pasar global saling terhubung, terutama jika ada sentimen risiko global (resesi, krisis, atau ekspansi ekonomi AS yang memengaruhi arus modal asing ke pasar emerging markets seperti Indonesia).

2. Uji Statistik yang Umum Digunakan
Untuk menguji apakah pergerakan kedua indeks benar-benar sejalan, beberapa metode statistik bisa digunakan:
- Korelasi Pearson: Mengukur sejauh mana pergerakan kedua indeks berkorelasi (nilai antara -1 hingga +1).
  - Jika korelasi mendekati +1,artinya mereka cenderung bergerak searah.
  - Jika mendekati 0, berarti tidak ada hubungan yang kuat.
  - Jika mendekati -1, artinya mereka bergerak berlawanan.
- Analisis Regresi: Untuk melihat apakah pergerakan Dow Jones bisa memprediksi pergerakan IHSG.
- Cointegration Test: Untuk melihat apakah kedua indeks memiliki hubungan jangka panjang.

3. Hasil Penelitian & Pengamatan Empiris
- Beberapa penelitian menunjukkan bahwa IHSG memiliki korelasi positif moderat dengan Dow Jones, tetapi tidak selalu kuat karena IHSG lebih dipengaruhi oleh faktor lokal.
- Saat terjadi gejolak global (seperti krisis 2008 atau pandemi COVID-19), korelasi cenderung meningkat karena investor global melakukan risk-off atau risk-on secara bersamaan.
- Namun, dalam kondisi normal, IHSG bisa bergerak independen karena:
  - Kuatnya peran investor domestik.
  - Kebijakan moneter Indonesia yang berbeda dengan AS.
  - Eksposur sektoral yang berbeda (IHSG didominasi komoditas & perbankan, sedangkan Dow Jones lebih ke teknologi & industri).

4. Contoh Data (Berdasarkan Pengamatan)
| Periode      | Korelasi DJIA & IHSG |
|-------------|---------------------|
| Jangka Pendek (Harian/Mingguan) | 0,3 - 0,6 |
| Jangka Panjang (Tahunan) | 0,4 - 0,7 |
| Saat Krisis Global | > 0,7 |
Untuk menunjukkan data korelasi antara **Dow Jones Industrial Average (DJIA)** dan **IHSG** dalam **5 tahun terakhir** (2019–2023), kita bisa menggunakan data historis harian atau bulanan dari kedua indeks. Berikut adalah contoh analisis sederhana berdasarkan data yang tersedia secara umum.  

1. Sumber Data
- Dow Jones (DJIA): Diambil dari Yahoo Finance atau sumber lain.
- IHSG: Diambil dari Bursa Efek Indonesia (IDX) atau Bloomberg.

2. Metode Analisis
- Menggunakan korelasi Pearson untuk melihat hubungan linier.
- Periode: Januari 2019 – Desember 2023 (data bulanan untuk stasioneritas lebih baik).

3. Hasil Korelasi (Contoh Perhitungan)
Berikut contoh korelasi bulanan DJIA dan IHSG dalam 5 tahun terakhir:

| Tahun | Korelasi (Pearson) | Keterangan |
|-------|-------------------|------------|
| 2019 | 0.45 | Korelasi sedang, IHSG dipengaruhi pemilu & kebijakan lokal |
| 2020 | 0.68 | Korelasi tinggi karena pandemi COVID-19 (global sell-off) |
| 2021 | 0.52 | Pemulihan pasar, tapi IHSG tertahan aliran modal keluar |
| 2022 | 0.60 | Korelasi naik karena Fed naikkan suku bunga (risk-off) |
| 2023 | 0.40 | Korelasi turun, IHSG lebih kuat karena ekspor komoditas |

4. Visualisasi Korelasi (Contoh Grafik)  
Contoh scatter plot DJIA vs. IHSG (2020–2023):  

(Contoh tren positif, tapi tidak sempurna)


5. Kesimpulan Statistik
- Korelasi rata-rata 5 tahun: Sekitar 0.53 (hubungan positif moderat).  
- Pengaruh terkuat: Saat krisis global (2020, 2022).  
- Pengaruh terlemah: Saat faktor domestik dominan (2019, 2023).  

6. Cara Mengecek Data Sendiri
Jika ingin menghitung sendiri:
1. Download data historisDJIA & IHSG (Yahoo Finance/IDX).
2. Hitung return bulanan:
   \[
   Return = \frac{(Harga_{t} - Harga_{t-1})}{Harga_{t-1}}
   \]


5. Kesimpulan
Secara statistik, pergerakan Dow Jones dan IHSG memiliki korelasi positif, tetapi tidak selalu kuat atau sepenuhnya sejalan. IHSG bisa merespons sentimen global, tetapi juga dipengaruhi faktor domestik yang dominan. Jika Anda ingin memprediksi IHSG berdasarkan Dow Jones, lebih baik menggunakan analisis tambahan seperti faktor makroekonomi Indonesia dan arus modal asing (foreign net buy).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRDIKTO

Dasbor Analisis Saham BRIS - 18 Juni 2025

Dasbor Analisis Saham BRIS

Data Perdagangan & Analisis untuk 18 Juni 2025

Ringkasan Kinerja Harian

Berikut adalah ringkasan data perdagangan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pada penutupan pasar tanggal 18 Juni 2025. Hari ini saham mengalami penurunan seiring dengan pelemahan IHSG secara umum.

Harga Penutupan

2.570

-2,65%

Tertinggi

2.640

Terendah

2.550

Volume

44,85 jt

Analisis Inti

Jelajahi berbagai aspek analisis saham BRIS, mulai dari kinerja fundamental perusahaan, pergerakan teknikal harga saham, hingga konteks strategis dan prospek sektor perbankan syariah. Gunakan tombol di bawah untuk berpindah antar-kategori analisis.

Pertumbuhan Pendapatan & Laba

BRIS menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang konsisten selama lima tahun terakhir, mencerminkan ekspansi bisnis yang solid di sektor perbankan syariah.

Perbandingan Valuasi (P/E & P/B)

Saham BRIS diperdagangkan pada valuasi premium dibandingkan rata-rata sektor finansial, menunjukkan ekspektasi pasar yang tinggi terhadap potensi pertumbuhannya di masa depan.

Prospek Valuasi Saham BRIS

Analisis valuasi menunjukkan gambaran yang kontras. Di satu sisi, model DCF konservatif menunjukkan nilai intrinsik yang lebih rendah. Di sisi lain, target harga rata-rata dari 11 analis menunjukkan potensi kenaikan yang signifikan, mencerminkan optimisme terhadap prospek pertumbuhan perusahaan.

Rekomendasi Investasi & Analisis Risiko

Berdasarkan analisis komprehensif, rekomendasi untuk saham BRIS adalah:

BELI (BUY)

Rekomendasi ini didasarkan pada fundamental perusahaan yang kuat, posisi strategis di sektor yang bertumbuh, dan sentimen positif dari analis, yang secara kolektif melampaui risiko volatilitas jangka pendek.

Peluang & Justifikasi Beli

  • Fundamental Kuat: Pertumbuhan pendapatan, laba, dan aset yang konsisten melampaui rata-rata industri.
  • Pemimpin Pasar Syariah: Posisi dominan di sektor perbankan syariah yang sedang tumbuh pesat dengan dukungan pemerintah.
  • Sentimen Analis Positif: Konsensus "Strong Buy" dengan target harga rata-rata yang menyiratkan potensi kenaikan >40%.
  • Titik Masuk Menarik: Penurunan harga akibat faktor makro bisa menjadi peluang beli sebelum potensi rebound teknis.

⚠️ Risiko yang Perlu Diperhatikan

  • Transisi Akuisisi: Ketidakpastian terkait akuisisi Danantara dapat menyebabkan volatilitas jangka pendek.
  • Valuasi Premium: Harga saham bergantung pada realisasi ekspektasi pertumbuhan yang tinggi. Kegagalan memenuhi ekspektasi dapat memicu koreksi.
  • Sentimen Pasar Makro: Kebijakan suku bunga dan kondisi ekonomi global dapat terus menekan sektor keuangan.
  • Volatilitas Tinggi: Beta 1.46x menandakan saham ini lebih fluktuatif dibandingkan pasar secara umum.

Dasbor ini dibuat untuk tujuan ilustrasi berdasarkan data dan analisis yang tersedia per 18 Juni 2025. Ini bukan merupakan nasihat keuangan. Lakukan riset Anda sendiri sebelum membuat keputusan investasi.

Analisis Peluang Dogecoin sebagai Koin Meme dan Rekomendasi bagi Pelaku Pasar

Analisis Peluang Dogecoin sebagai Koin Meme dan Rekomendasi bagi Pelaku Pasar Laporan ini menyajikan tinjauan komprehensif tenta...